Pengertian Perawatan Kesehatan pada Bayi dan Balita
1. Defenisi
Pemeliharaan
kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada bayi dan
anak Balita dengan penekanan pada upaya peningkatan kesehatan (promotif)
dan preventif serta pengobatan sebagai pertolongan pertama dan upaya
pemulihan kesehatan ke sarana kesehatan.
· Bayi adalah anak yang berumur 0 sampai sesaat sebelum ulang tahun pertama.
· Anak balita adalah anak yang berumur 1 tahun sampai sesaat sebelum berumur 5 tahun.
· Anak pra sekolah adalah anak yang berumur 5 tahun sampai sesaat sebelum berumur 6 tahun.
2. Perawatan Kesehatan Bayi
a. Makan
Bayi hanya memerlukan ASI atau susu formula, sampai usia 6 bulan
b. Tidur
Bayi
perlu banyak tidur. Untuk membantu bayi anda tidur ketika anda ingin
tidur, sediakan lingkungan yang nyaman dan atur posisi bayi anda
telentang ketika tidur.
c. Defekasi
Bayi
anda dapat defekasi 1 atau 4 kali perhari. Apabila bayi anda tetap
tidak defekasi selama lebih dari dua hari, hubungi dokter anak atau
bidan.
d. Berkemih
Bayi
akan BAK minimal 4 sampai 5 popok perhari. Hal itu mungkin akan sulit
untuk dihitung jika menggunakan popok kertas. Apabila anda ragu, gunakan
popok kain.
e. Perawatan kulit
Ketika
mengganti popok, bersihkan bokong bayi dengan sabun dan air. Hindari
penggunaan bedak dan krim wangi untuk membantu mencegah ruam akibat
popok.
f. Keamanan
Undang-Undang
Negara bagian Pennsylvania dan New Jersey mengharuskan bayi
menggunakan kursi-mobil saat berada dalam mobil. Jaga keamanan bayi
semaksimal mungkin sama seperti selama bulan- bulan pertama.
g. Tanda-tanda bahaya
Hubungi dokter anak/bidan dengan segera jika :
- Bayi menjadi lesu, tidak mau makan, atau memperlihatkan perilaku yang luar biasa.
- Bayi tidak berkemih dalam 24 jam pertama
- Bayi tidak defekasi selama 48 jam
- Tali pusat mengeluarkan bau tidak enak atau mengeluarkan pus
- Suhu bayi dibawah 36°C atau diatas 37°C
- Bagian putih mata bayi menjadi kuning dan warna kulit tampak kuning, coklat.
h. Bayi selalu bersama dengan Ibu
i. Jaga bayi selalu dalam keadaan bersih, hangat dan kering
j. Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
3. Perawatan Kesehatan Anak Balita
Bidan
yang bekerja dikomunitas melakukan kegiatan pelayanan kesehatan anak
balita di rumah (keluarga), Puskesmas, Posyandu, Polindes.
- Pemeriksaan kesehatan anak balita secara berkala
- Pemberian Imunisasi dan upaya pencegahan penyakit lainnya. Serta pemberian Vit A dua kali dalam 1 tahun
- Penyuluhan pada orang tua menyangkut perbaikan gizi, lingkungan yang sehat, pengawasan tumbuh dan kembang anak
- Identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang timbul pada bayi dan balita
B. Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi dan Balita/Deteksi Dini
1. Defenisi
Pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran tubuh anak, yaitu anak bertambah besar,
berat dan tinggi, organ-organ tubuh bertambah besar dan berat.
Perkembangan
adalah : Bertambahnya kemampuan anak sebagai hasil dari proses
pematangan organ tubuh. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual
dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Proses
tumbuh kembang berlangsung secara bersamaan dan berkesinambungan yang
mencakup aspek motorik, bahasa, kognitif, sosialisasi, dan kemandirian.
2. Kebutuhan Dasar Anak
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang dapat digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar :
a. Kebutuhan Fisik-Biomedis (Asuh)
Meliputi :
- Pangan/gizi, merupakan kebutuhan terpenting
- Perawatan kesehatan dasar, antara lain Imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll
- Papan/pemukiman yang layak
- Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
- Sandang
- Kesegaran jasmani/rekreasi
b. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)
Pada
tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras
antara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk
menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun
psikososial.
Kekurangan
kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak
negative pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun sosial
emosi.
Kasih sayang dari orang tuanya (Ayah-Ibu) akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar.
3. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita
Dalam
upaya menurunkan masalah tumbuh kembang seorang anak harus dilakukan
upaya pencegahan sedini mungkin, yakni sejak pembuahan, janin di dalam
kandungan Ibu, pada saat persalinan sampai dengan masa-masa kritis
proses tumbuh kembang manusia yaitu masa dibawah usia lima tahun.
a. Deteksi dini tumbuh kembang Balita
Merupakan
upaya penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan
penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor risiko
(fisik, biomedik,psikososial) pada balita.
b. Kegunaan deteksi disni tumbuh kembang Balita
Kegunaannya
adalah untuk mengetahui penyimpangan tumbuh kembang balita secara dini,
sehingga upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta
pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada
masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut diberikan
sesuai dengan umur perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai
kondisi tumbuh kembang yang optimal.
c. Pelaksanaan deteksi dini
Adalah
upaya deteksi dini dilaksanakan oleh tenaga professional, kader dan
orang tua atau anggota keluarga lainnya yang mampu dan terampil dalam
melakasanakan deteksi dini.
Kegiatan ini dapat dilakukan di pusat-pusat pelayanan kesehatan, di posyandu, di sekolah-sekolah dan dilingkungan rumah tangga
d. Alat untuk melakukan deteksi dini
Alat
untuk deteksi dini berupa tes skrining yang telah distandardisasi untuk
menjaring anak yang mempunyai kelainan dari mereka yang norma;
Macam-macam tes skrining yang digunakan adalah :
1. Berat badan menurut umur
2. Pengukuran lingkaran kepala anak
3. Denver Development stress test (DDST)
4. Kuisioner perilaku Anak Prasekolah (KPAP)
5. Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur
Jadwal Kegiatan Deteksi Dini
No
|
Kelompok Umur
|
Jadwal Deteksi Dini
|
1
|
Bayi
|
- Pada bayi umur 0 – 28 hari
- Pada bayi 1 – 11 bulan, deteksi dini dilakukan saat umur 3 bulan, 6 bulan dan 9 bulan
|
2
|
Anak balita
|
Deteksi
dini dilakukan setiap 6 bulan, yaitu umur 12 bulan, 18 bulan, 24
bulan, 30 bulan, 36 bulan, 42 bulan, 48 bulan, dan 54 bulan
|
3
|
Anak prasekolah
|
Deteksi dini dilakukan setiap 6 bulan, yaitu umur 48 bulan, 54 bulan, 60 bulan, 66 bulan dan 72 bulan
|
Catatan :
Jadwal
diatas untuk balita dan anak prasekolah yang sehat. Bila ditemukan,
tanda/gejala penyakit, kelainan gizi dan penyimpangan tumbuh kembang,
jadwal pemeriksaan dilakukan lebih intensif
C. Immunisasi
1. defenisi
Immunisasi adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kekebalan tubuh manusia terhadap penyakit tertentu.
Proses
Immunisasi ialah memasukkan vaksin atau serum ke dalam tubuh manusia,
melalui oral atau suntikan. Tubuh dirangsang untuk membentuk antibody
yang dapat memproduksi anti toksin. Kehadiran anti toksin dapat
menetralisir toksin yang dikeluarkan oleh kuman penyakit yang masuk ke
dalam tubuh manusia.
2. Penyakit yang dapat dicegah dengan Immunisasi
a. Difteri
b. Pertusis
c. Tetanus
d. Polromyelitis
e. Campak
f. Hepatitis B
3. Kebijakan Immunisasi
a. Jangkauan pelayanan ditingkatkan
b. Semua Puskesmas dan Pustu memberikan pelayanan Immunisasi
c. Skrining secara ketat dilaksanakan untuk menghindarkan hilangnya kesempatan Immunisasi.
d. Pelaksanaan program dilakukan secara steril digunakan untuk tiap suntikan
e. Satu jarum dan satu syaringe steril digunakan untuk tiap suntikan
f. Penyuluhan dilakukan untuk menunjang program
g. Dampak program terhadap penyakit yang dapat diatasi melalui Immunisasi
h. Pemantauan kegiatan Immunisasi secara lintas sektor dan lintas program
4. Jadwal Immunisasi Dasar Bayi
Umur
|
Jenis Immunisasi
|
0 – 7 hari
|
Hb Unijec
|
1 bulan
|
BCG, POLIO1
|
2 bulan
|
Hepatitis B2, DPT1, Polio 1
|
3 bulan
|
Hepatitis B3, DPT2, Polio2
|
4 bulan
|
DPT3, Polio 3
|
9 bulan
|
Campak, Polio4
|